Fungsi-fungsi pada FIP
Artikel ini mengulas sederhana tentang fungsi-fungsi yang terdapat pada fuel injection pump (FIP) inline. Referensi berasal dari materi ajar Diesel engine general section 2.
Didalam mesin Diesel dengan sistem bahan bakar konvensional, pompa injeksi tekanan tinggi (fuel injection pump) dibutuhkan untuk menciptakan bahan bakar bertekanan tinggi agar bisa bervaporisasi dengan sangat efektif didalam ruang bakar melalui injektor. Semakin tinggi tekanan bahan bakar, maka kan semakin efektif proses vaporisasi ini dapat dilakukan oleh injektor-injektor. Semakin efektif proses vaporisasi bahan bakar Diesel ini, maka akan semakin mudah bahan bakar terbakar. Semakin mudah bahan bakar terbakar, maka akan semakin besar energi panas yang dihasilkan.
Tapi pada kenyataannya, tugas FIP tidak cukup hanya sebagai penghasil bahan bakar bertekanan tinggi. Melainkan masih ada tugas-tugas lain yang diperlukan sehingga sebuah mesin Diesel bisa menghasilkan performa yang lebih baik. Berikut adalah fungsi-fungsi FIP selain fungsi pompa tekanan tinggi.
1. Cold start device (CSD). Fungsi ini akan membuat mesin lebih mudah dihidupkan (start) ketika cuaca dingin. CSD bekerja dengan cara menambah jumlah bahan bakar yang di injeksikan ke dalam ruang bakar ketika mesin distarter. Didalam FIP tipe inline ini, mekanisme CSD bekerja dengan cara menarik control rod (control rack) ke posisi penginjeksian yang lebih boros/ melewati posisi rack beban penuh
2. Smoke eliminator. Sebagaimana namanya, fungsi ini didesain untuk mengurangi asap. Asap dihasilkan oleh bahan bakar yang tidak habis terbakar didalam ruang bakar dalam waktu yang tersedia. Atau bisa juga tidak habisnya bahan bakar diakibatkan oleh jumlah oksigen yang tidak mencukupi untuk, membakar habis semua bahan bakar didalam ruang bakar ketika itu. Dengan memanfaatkan tekanan udara yang masih kecil didalam intake manifold ketika mesin berputar di RPM rendah, maka mekanisme smoke eliminator akan bekerja membatasi gerakan control rod, dan mencegah control rod bergerak lebih jauh lagi. Hal itu berarti bahwa jumlah bahan bakar yang akan diinjeksikan ke dalam ruang bakar akan dikurangi, dan hasilnya, asap yang dihasilkan menjadi lebih sedikit.
Nah, yang perlu dipahami adalah fungsi pembatas langkah control rod ini harus ditiadakan ketika mesin membutuhkan tenaga yang lebih besar, misalkan ketika sedang berakselerasi ataupun ketika mengalami beban berat.
Karena dalam kedua situasi tersebut, performa lebih dibutuhkan ketimbang tujuannya untuk mengurangi asap.
3. Speed governor. Fungsi ini didesain agar FIP dapat mengatur jumlah penginjeksian sesuai kondisi kerja mesin dan juga sekaligus membatasi RPM agar tidak melebihi batas kemampuan mesin. Dengan speed governor ini, maka RPM mesin dapat dihasilkan dengan relatif stabil (tidak mudah ber osilasi-naik turun-labil-tidak rata). Speed governor bekerja dengan cara mengontrol secara paralel gerakan control rod bersama dengan link dari pedal gas. Yang artinya, respon gerakan control rod tidak hanya berdasarkan perubahan injakan pedal gas saja, melainkan juga berasal dari gaya dorong/ tarik akibat dari mekanisme speed governor. FIP dengan governor mekanik digunakan pada mesin-mesin dengan turbocharger. Sementara mesin-mesin tanpa turbocharger (naturally aspirated) menggunakan governor tipe vacuum.
4. Engine stop device. Mesin harus dapat dimatikan ketika sedang tidak dibutuhkan, sehingga sebuah sistem "pemati " mesin harus disediakan didalam FIP ini. Perangkat ini bekerja dengan menarik/ mendorong control rod ke arah posisi bahan bakar sepenuhnya dibuang ke jalur kembali, sehingga tidak ada bahan bakar yang di kirimkan ke injector.
Salam (PRO).
FIP inline SDLG958L-engine Weichai-dengan sistem pemati mesin mekanis |